RESENSI FILM "IMPERFECT"

RESENSI FILM: IMPERFECT
Imperfect adalah film drama komedi percintaan Indonesia tahun 2019 yang disutradarai oleh Ernest Prakasa dan dialihwahanakan dari novel Imperfect: A Journey to Self-Acceptance karya Meira Anastasia, yang merupakan istri dari Ernest sendiri. Film ini dibintangi oleh Jessica Mila dan Reza Rahadian dan sejumlah artis lainnya. Film ini mendapatkan sambutan yang positif, baik dari kalngan penonton maupun pengkritik.

Produser : Chand parwez Servia dan Fiaz Servia
Skenario : Ernest Prakasa, Meira Anastasia
Musik : Ifa Fachir, Dimas Wibisana
Sinematografi : Anggi Frisca
Penyunting : Ryan Purwoko
Perusahaan Produksi : Starvision Plus
Distributor : Starvision Plus, Netflix
Tanggal Rilis : 19 Desember 2019
Durasi : 113 Menit

Rara (Jessica Mila) yang terlahir dari rahim seorang model sukses di era 90-an bernama Debby, harus menjalani hidup penuh tekanan bully, body shaming, dan beauty standard lantaran memiliki fisik yang berbeda dengan adiknya, Lulu. Rara bertubuh gendut dan berkulit legam warisan gen sang ayah, Hendro. Sementara Lulu begitu langsing dan berkulit putih mulus mengikuti gen ibu mereka.

Meskipun memiliki tubuh yang kurang sempurna dalam pandangan masyarakat umum, Rara memiliki kebaikan hati yang tidak dimiliki banyak orang lain. Ia kerap membantu mengajar di sebuah sekolah untuk anak-anak jalanan, sehingga membuat Dika (Reza Rahardian) jatuh hati dan mau mencintai Rara apa adanya.
Selain memiliki kebaikan hati, Rara juga merupakan sosok cerdas dan setia kawan. Hal itu membuatnya bersahabat baik dengan Fey (Shareefa Danish), rekan kerja Rara di sebuah perusahaan besar produsen produk-produk kecantikan.

Rentetan perundungan, sindiran, hingga body shaming terang-terangan dihadapi Rara dengan tabah, sampai suatu waktu ia merasa kalau bentuk tubuh dan warna kulitnya benar-benar sebuah kutukan yang membuatnya berpotensi kalah dalam persaingan naik jabatan di tempat kerjanya.

Sampai pada suatu hari, saat Rara harus menggantikan atasannya di kantor, pemilik perusahaan tempatnya bekerja, Kelvin (Dion Wiyoko), meminta Rara untuk memperbaiki penampilan. Sebab menurutnya, Rara harus merepresentasikan perusahaan dengan penampilan yang baru.

Rara pun berusaha keras untuk mengubah penampilannya sebaik mungkin. Di sisi lain, Dika pun merasa takut jika Rara berubah penampilan, ia akan meninggalkan Dika dan beralih menjadi sosok yang tak Dika kenal.
Selain Rara yang insecure dengan keadaan tubuhnya, ada Dika yang insecure Rara berubah, lalu Lulu yang insecure dengan komentar jelek tentang dirinya di Instagram, George (Boy William) yang takut kehilangan followers dan masih banyak lagi.

Kesimpulan
Film ini saya rekomendasi untuk semua kalangan, baik dari anak-anak hingga yang berumur. Karena memberikan nilai-nilai kemanusiaan di dalamnya. Juga agar kita selalu bersyukur atas apa yang dimiliki saat ini. Tidak perlu merubah diri agar disukai orang lain, yang terpenting adalah menjadi bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Terkhusus perempuan, jangan pernah merasa insecure karena memiliki badan gemuk, kurus, kulit hitam, dan lainnya, karena kecantikan tak melulu dinilai dari penampilan atau fisik saja. Yang belum nonton filmnya, wajib nonton agar kamu bisa lebih percaya diri dengan penampilanmu. Apa adanya lebih baik, daripada menyiksa diri hanya ingin terlihat sempurna.

Film ini membuka mata banyak orang betapa body shamming sangat menyakitkan hati. Satu kalimat yang mengejek kondisi fisik seseorang bukan hanya mempengaruhi fisik itu sendiri, tetapi juga mental orang yang mendapat ejekan tersebut.

Melalui film ini saya banyak belajar soal bersyukur. Bukan hanya bersyukur dengan keadaan fisik yang saya miliki, tetapi juga bersyukur memiliki orang-orang di sekitar saya yang mau menerima saya bagaimanapun keadaan fisik yang saya punya.

Selia Pipit Suherna (1174020147) KPI VII D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku

Perbedaan Wartawan dan Jurnalis